Siswi SMPN 22 Pontianak Nekat BUNOH DIRI Gare-Gare Putos CINTE

Kain Yang Di gunakan Korban Untuk Mengabisi nyawanya Sendiri
Foto Korban 


PONTIANAK – Hasil penyelidikan kepolisian, Deacy Christyunidiyanti, 15, siswi Sekolah Terpadu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 22 Pontianak Selatan mengakhiri hidupnya karena putus cinta.
Ketika diinterogasi polisi, Andre Ferlianto mengatakan Deacy, pacarnya, cemburu setelah membaca pesan singkat di HP-nya karena ada cewek yang mengajaknya reunian.
“Pacarnya (Andre) bilang sementara hubungan kita break dulu. Deacy tidak terima dan mengatakan kalau Andre punya cewek lain sambil korban mencoba mencakar muka cowoknya tersebut,” ungkap Kompol Puji Prayetno, Kasat Reskrim Polresta Pontianak, kemarin.
Dikatakan Puji, pertengkaran antara Andre dan Deacy terjadi Kamis (13/9) malam. Saat itu Deacy dijemput Andre sekitar pukul 19.00 dan keluar rumah untuk menuju ke Parit Bugis mengambil gaji bapaknya Andre. Pertengkaran terjadi saat menuju arah pulang ke rumah Deacy.
“Pengakuan Andre, pacarnya cemburu adanya SMS dari seorang teman wanitanya sewaktu SMP dulu yang mengajak reunian. Terjadi pertengkaran karena Andre mengajak break dulu pacaran sehingga korban kecewa,” jelas Puji.
Polisi masih menunggu hasil visum dari RS Bhayangkara Polda Kalbar. Sedangkan autopsi tidak dilakukan karena keluarga Deacy menolak.
Deacy ditemukan tewas gantung diri di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) sekolahnya, Jumat (14/9). Sebelum nekat gantung diri, Deacy sudah memperlihatkan gelagat aneh. Anak Baru Gede (ABG) itu terlihat sedih.
Puji mengaku jajarannya juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap Fitri Yuliati, 28, tante Deacy. “Menurut keterangan tantenya, baru tahu setelah ditelepon bahwa Deacy meninggal sekitar jam 11.00,” jelas Puji.
Wakil Kesiswaan SMPN 22 Pontianak Selatan Sugeng Tryono mengatakan pada Jumat kemarin, dari pelajaran pertama Deacy tidak masuk kelas. “Dewan guru juga tidak mengetahui dia absen atau alpa, karena dia datang ke sekolah,” ungkap Sugeng.
Pada jam istirahat ada siswa yang melihat Deacy jajan di kantin sekolah. Kemudian siswi itu menuju ruang UKS dengan pintu terbuka dan kosong atau sepi. Saat itu petugas UKS tidak berada di ruangan. “Saat itu petugas UKS sakit dan tidak masuk kerja,” papar Sugeng.
Pukul 10.40, aktivitas di sekolah berakhir. Sugeng merupakan guru terakhir yang meninggalkan sekolah. Ketika berada di parkiran sekolah, Sugeng didatangi siswa dan mengatakan Deacy gantung diri di ruang UKS.
“Saya langsung ke sana dan melihat Deacy sudah tergantung. Saya dibantu beberapa siswa melepaskan ikatan tirai yang menjerat lehernya dan mengangkat tubuhnya,” papar Sugeng.
Sugeng dan beberapa siswa mencoba memberikan pertolongan. Deacy dibaringkan dan diperiksa detak jantungnya. Namun jantungnya sudah tidak berdetak. Sugeng memanggil guru lainnya dan menyatakan bahwa Deacy sudah meninggal. Kemudian Deacy dibawa ke rumah sakit dan dokter mengatakan siswi tersebut sudah meninggal.
“Kesehariannya biasa-biasa saja dan anaknya bertingkah laku baik, nilainya juga bagus. Kalau tampil di depan kelas seperti membaca puisi juga bagus,” kenang Sugeng.
Sugeng mengimbau siswanya, apabila ada masalah harus dikemukakan dengan guru sebagai orang tua kedua. Jangan dipendam sendiri agar dapat dibantu. “Saya juga minta, apabila ada teman yang bermasalah, laporkan kepada guru,” jelas Sugeng. (sul)

Tidak ada komentar:

Pages